Postingan

Menyebut Nama seseorang dalam doa

  Menyebut nama seseorang yang kita sukai dalam doa boleh-boleh saja,tentu Tidak mengapa jika seorang laki-laki berdoa menyebut nama perempuan yang ia inginkan, begitu pun jika perempuan berdoa menyebut nama laki-laki yang dia inginkan, kemudian memasrahkan hasilnya kepada Allah ta’ala.   Namun Terkadang menyebut nama seseorang dan mengulang-ulangnya dalam doa, akan membuat kita terikat pada nama yang kita sebut itu. Padahal kita belum tahu apakah kita bisa mendapatkan apa yang kita sebut itu ataukah tidak? Kalau tidak mendapatkannya, maka tentulah kita akan merasa sedih dan kecewa. Oleh karena itu yang paling tepat adalah menyerahkan semua kepada Allah dan ridho terhadap apa yang Allah ta’ala pilihkan untuk kita.  Jika memang harus menyebut namanya, maka hendaknya kita menyertakan kebaikan dalam doa dengan mengatakan, “Jika dia baik untukku maka mudahkanlah dia untukku”… atau lafal lain yang semisalnya. Oleh karenanya Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam berdoa d

Ayah dan Anak Perempuannya

  Kau tau bagaimana cara seorang anak perempuan berbakti kepada Ayahnya ? Apakah ia harus membahagiakan ayahnya dengan cara membelikannya barang-barang yang bagus.? apakah dengan cara menjadi orang yang sangat kaya raya.? Apakah dengan cara meraih gelar sarjana ,magister,atau doktor dengan ipk yang tinggi.?    Mungkin itu semua memang akan membahagiakan ayahmu,tapi itu ingat itu semua adalah kebahagiaan yang sementara.. Kebahagiaan yang kekal adalah ketika engkau mampu menutup rapat auratmu,karena dengan cara itu engkau akan meringankan hisab ayahmu di hari akhir.. Kebahagiaan yang kekal adalah ketika engkau bisa menjadi anak yang sholehah untuk ayahmu,karena dengan cara itu ketika ayahmu telah tiada,ia akan mendapat amal jariyah darimu..

sajak rindu untuk si penggenap iman

Masih tentang sebuah rasa yang sama Tentang rindu yang setiap saat masuk tanpa permisi Menyelinap lewat angin malam bersama hujan. Apa pantas? Merindukan yang diharamkan. Menaruh hati pada yang tak pasti. Kenyataannya, Sang Maha Pemberi Rasa cemburu dengan hal itu. Dan sekarang aku baru tersadar. Seseorang yang telah ter Kepantasan merindu hanya untuk kamu tulis di Lauful Mahfudz, sebagai penggenap imanku